Rabu, 29 Mei 2013

budidaya MELON (Family Cucurbitaceae) Deskripsi Tanaman melon mirip sekali dengan semangka, yaitu bercabang banyak, tetapi bulu batang lebih halus. Batang melon lebih pendek daripada semangka. Biji melon terkumpul di tengah dalam rongga buah, sedangkan biji semangka menyebar dalam daging buah. Daun dan batang: Daun melon lebar bercanggap (berlekuk), menjari agak pendek. Batang melon mempunyai alat pemegang (pilin) untuk memanjat. Ada jenis melon yang tepi daunnya bergelombang dan tidak bercanggap. Bunga: Bunga melon berumah satu dan berkelamin tunggal. Bunga yang muncul pertama hingga kelima biasanya bunga jantan. Lebah madu dan lalat hijau berperan dalam penyerbukan bunga ini. Buah: Buah melon umumnya bulat, walaupun ada yang panjang dan tidak banyak mengandung air. Tipe buah melon banyak sekali, di antaranya ada yang berkulit hijau, kuning, dan putih kekuningan. Namun, pada dasarnya ada tiga tipe buah, yakni buah yang kulitnya berjaring (net), kulitnya berjaring tidak jelas, dan berkulit halus tanpa ada tanda jaring. Semua buah melon berbiji banyak, terkumpul dalam rongga buah yang diliputi lendir. Lendir tersebut terasa manis, kenyal (keras), dan tidak banyak mengandung air. Ada jenis melon yang kulitnya berwarna hitam dengan daging kehijauan, misalnya tendral verde. Akar: Tanaman melon tidak jauh berbeda dengan semangka, mempunyai akar tunggang dan akar samping banyak serta agak dalam. Akar samping berupa serabut yang jumlahnya banyak, kuat, dan panjang. Manfaat Sebelum tahun 1990, melon masih asing bagi penduduk Indonesia, tetapi kini sudah menjadi buah “pencuci mulut” yang populer. Buah ini sering disuguhkan di tempat-tempat pesta secara sendiri atau bersama dengan semangka, pepaya, dan nanas. Syarat Tumbuh Tanaman melon lebih senang tumbuh di dataran menengah yang suhunya agak dingin, yakni pada ketinggian tempat antara 300-l.000 m dpl. Di dataran rendah yang elevasinya kurang dari 300 m dpl, buah melon berukuran lebih kecil dan dagingnya agak kering (kurang berair). Jenis tanah andosol atau tanah berpasir baik untuk pengembangan melon. Tanah ini mempunyai pH 6-7. Daerah yang bertipe iklim kering tidak disenangi oleh tanaman melon. Tanaman ini tidak toleran terhadap tanah asam (pH rendah) seperti pada semangka. Pada tanah yang ber-pH asam, tanaman melon akan tumbuh kerdil. Tanaman melon lebih peka terhadap air tanah yang menggenang atau kondisi aerasi tanah kurang baik daripada tanaman semangka. Di tempat yang kelembapan udaranya rendah (kering) dan ternaungi, tanaman melon enggan berbunga betina. Tanaman ini lebih senang di daerah terbuka, tetapi sinar matahari tidak terlalu terik, cukup dengan penyinaran 70%. Pedoman Budidaya Perbanyakan tanaman Tanaman melon diperbanyak dengan biji yang telah diseleksi. Benih ini diproduksi secara khusus dengan mengisolasi tanaman. Tujuannya untuk mencegah terjadinya penyerbukan silang dengan tanaman jantan yang tidak dikehendaki dan mencegah penularan penyakit dari luar kebun pembibitan. Bibit sambungan dengan labu air (Lagenaria sp.) juga dapat dilakukan, tetapi dalam praktek agribisnis melon tidak pernah dilakukan. Semua benih melon yang umumnya berupa benih hibrida, di impor dari Jepang dan Taiwan. Cara menghasilkan benih melon sama dengan semangka, tetapi pada melon tidak perlu menghasilkan benih yang seedless (tidak berbiji). Hal ini disebabkan adanya biji pada buah melon tidak menyulitkan konsumen karena letaknya mengumpul di rongga buah. Budi daya tanaman: Budi daya melon dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan sistem hidroponik (tanpa tanah) dan sistem tanah (lapangan). Sistem hidroponik tidak akan dibahas karena sulit dilakukan oleh petani biasa. Benih melon disemai lebih dulu dalam pot-pot kecil (berdiameter sekitar 4-6 cm). Pot dapat terbuat dari polibag (plastik), daun pisang, atau blok tanah dengan perbandingan tanah dan pupuk kandang 1 : 1. Setiap pot ditanami satu benih melon. Media yang digunakan berupa campuran tanah dan pupuk kandang yang steril dengan perbandingan 1 : 1. Media steril penting sekali karena melon sangat peka terhadap penyaldt akar tular tanah (soil borne disease) seperti Rhizoctonia dan Fusarium. Setelah bibit berumur 2-3 minggu lalu ditanam di kebun. Lubang tanam berukuran 50 cm x 50 cm x 30 cm. Setiap lubang diberi pupuk kandang sebanyak 5-10 kg. Pupuk buatan berupa 100 kg urea, 200 kg TSP (267 kg SP-36), dan 100 kg KCl per hektar. Pupuk diberikan dua kali pada umur dua minggu dan empat minggu setelah tanam. Jarak antarbaris tanam 100 cm, sedangkan jarak antartanaman dalam barisan 50 cm. Lebar selokan 30-4o cm sehingga jarak antarselokan (lebar bedengan) adalah 160-180 cm. Setiap bedengan memuat dua baris tanaman. Tanaman diberi ajir kuat untuk merambatkan batang. Biasanya tanaman dipelihara satu batang (satu buah) atau tiga batang (tiga buah), sedangkan bunga betina (pentil buah) lainnya dibuang. Tanaman mulai berbunga pada umur 30-50 hari setelah tanam. Dalam usaha agribisnis melon berorientasi komersial (pasar supermarket atau mengutamakan mutu), dilakukan seperti pada semangka, yakni menggunakan mulsa plastik hitam. Hal ini untuk mencegah tumbuhnya gulma/rumput. Pemeliharaan Pemberian pupuk buatan dan air siraman dilakukan melalui lubang tanam yang dibuat pada plastik mulsa tersebut. Demilaan pula ajir bambu atau besi yang digunakan memanjatkan tanaman melon ditancapkan di lubang tersebut. Pembuangan bunga betina (pentil buah) dilakukan setelah buah terpilih sebesar telur ayam, biasanya pada buah kedua dari bawah. Sementara buah lainnya dibuang. Pada usaha agribisnis melon modern, tanaman ini dipelihara dalam rumah plastik transparan di bawah atap plastik dipasang paranet. Hal ini dilakukan untuk mencegah curah hujan tinggi yang dapat merusak tanaman melon. Selain itu, juga untuk mengatur penyinaran agar tidak terlalu terik. Dengan cara ini, melon dapat ditanam setiap saat dan tidak tergantung musim. Hama dan Penyakit Hama yang mengancam tanaman melon adalah kutu kuning (Myzus persicae). Kutu ini menyerang daun melon sehingga bergulung ke bawah, terutama pada musim kemarau. Kutu kuning merupakan vektor virus mosaik yang paling ditakuti petani. Kutu hijau (Aphis gossypii), tungau merah (Tetranychus sp.), dan oteng-oteng (Epilachna sp.) menjadi hama melon seperti pada semangka. Hama-hama ini dapat diatasi dengan semprotan Temaron 0,2%. Penyakit yang menjadi penghambat usaha tani melon yang penting adalah penyakit layu (Erwinia tracheiphila) dan busuk leher akar (Fusarium oxysporum). Kedua penyakit ini menyerang bila kondisi aerasi di selkitar tanaman tidak baik (air tanah menggenang). Penyakit mildu tepung (Erysiphe cichoracearum, mildu embun (Pseudoperospora cubensis), serta bercak buah (Colletrotrichum lagenarium) menyerang tanaman pada saat suhu udara dingin dan lembap. Pada musim hujan, penyakit daun tersebut mengancam serius. Oleh karena itu, dianjurkan bertanam melon pada saat menjelang musim kemarau dan perlu dirawat intensif. Bila belum terlambat, penyakit tersebut dapat dicegah/diatasi dengan disemprot Benlate 0,2%. Penyakit virus mosaik (CMV, cucumber mozaic virus) yang menyerang tanaman semangka dapat pula menyerang tanaman melon. Virus sulit diatasi. Sebaiknya, memberantas vektornya yaitu Myzus persicae secara intensif dengan Kelthane 0,2%. Tanaman melon yang terserang CMV, bila buahnya dipanen maka mutunya rendah (matangnya tidak sempurna). Panen dan Pasca Panen Buah melon harus dipanen setelah tua benar karena buah tidak akan matang bila diperam. Tanda-tanda buah telah tua, yaitu kulit tampak licin, mengilap, dan suaranya menggema bila diketuk dengan tangan. Buah matang (tua benar) pada umur 80-100 hari setelah tanam.Produksi dapat mencapai 1-2,5 kg per buah. Pemanenan buah yang terlambat menyebabkan buah retak sehingga tidak dapat dijual.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan